Modul 4



 

MODUL 4

TUGAS BESAR

1. Pendahuluan [Kembali]

Bencana banjir bandang merupakan salah satu permasalahan serius di Indonesia, terutama pada daerah dengan curah hujan tinggi dan kondisi drainase yang kurang baik. Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem peringatan dini yang dapat memberikan tanda bahaya lebih cepat sebelum banjir terjadi, sehingga masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan.

Perkembangan teknologi elektronika dan sensor saat ini memungkinkan dibuatnya sistem yang mampu memberikan peringatan dini terhadap potensi banjir. Sistem tersebut dapat memantau kondisi lingkungan secara otomatis, seperti mendeteksi adanya hujan serta kenaikan permukaan air. Dengan adanya sistem peringatan dini, masyarakat dapat memperoleh informasi lebih cepat untuk melakukan tindakan pencegahan.

Dalam penelitian atau proyek ini dirancang suatu rangkaian peringatan dini banjir bandang yang memanfaatkan sensor hujan (Rain Sensor) dan sensor ketinggian air (Water Sensor). Sinyal dari kedua sensor ini diolah menggunakan IC komparator (LM324/LM339) dan rangkaian logika digital (IC 7408, 7432, dan 7447) untuk menghasilkan informasi berupa indikator LED, buzzer, serta tampilan angka pada 7-segment display. Sistem ini diharapkan dapat memberikan peringatan otomatis sesuai dengan kondisi curah hujan dan ketinggian air.

2. Tujuan [Kembali]

  1. Membuat sistem pendeteksi dini banjir sederhana dengan memanfaatkan sensor hujan dan sensor ketinggian air.
  2. Mengetahui cara kerja komparator (LM324/LM339) dan gerbang logika digital dalam sistem pendeteksian.
  3. Menampilkan hasil pendeteksian kondisi lingkungan (waspada dan bahaya) secara visual dan audio.

3. Alat dan Bahan [Kembali]

1. Adaptor 5V 2A


Sebagai sumber tegangan 5V dengan arus keluaran 2A

2. Connector 


Sebagai penghubung antara sumber tegangan ke breadboard

3. Rain Sensor


Mendeteksi adanya air hujan melalui perubahan resistansi pada pelat konduktor. Outputnya berupa sinyal analog.

4. Water Level Sensor 

Mendeteksi ketinggian air berdasarkan konduktivitas air yang menghubungkan jalur konduktor pada sensor.


5. Kabel Jumper

Kabel jumber berfungsi untuk menghubungkan antar komponen elektronik

6. IC LM324

Berfungsi sebagai pembanding tegangan antara sensor dan tegangan referensi dari potensiometer

7. Breadboard
Tempat merangkai komponen elektronik tanpa solder

8. IC 74LS192
Pencacah naik-turun (Up/Down Counter) yang menghitung sinyal input digital untuk menghasilkan output biner 4-bit (Q0–Q3).

9. IC 7447

Mengonversi sinyal biner dari logika digital menjadi tampilan angka di display 7-segment.

10. IC 7408

AND Gate menghasilkan output logika “1” hanya jika kedua kondisi (hujan dan air tinggi) terpenuhi.

11. IC 7404
Membalikkan logika (Inverter Logic Gate)

12. 7-Segment Display (Comman Anoda)

Menampilkan level bahaya berupa angka: 1 (Air Pasang), 2 (Waspada), 3 (Bahaya).
13. LED (Merah, Kuning)


Memberikan indikasi visual: kuning = waspada, merah = bahaya.

14. Buzzer

Sebagai alarm suara ketika sistem mendeteksi kondisi bahaya.

15. Resistor


Menahan arus listrik agar tidak berlebihan pada LED dan IC.
 
16. Potensiometer (RV1, RV2, RV3)


Mengatur tegangan referensi komparator untuk menentukan batas deteksi air dan hujan.

4. Dasar Teori [Kembali]

1. Sensor Hujan (Rain Sensor)

Sensor hujan terdiri dari pelat konduktor yang mendeteksi air hujan berdasarkan resistansi. Ketika air turun dan membasahi pelat, konduktivitas meningkat, sehingga resistansi turun.
Sensor ini terhubung ke modul pengkondisi sinyal yang mengubah perubahan resistansi menjadi sinyal tegangan analog.

2. Sensor Ketinggian Air (Water Sensor)

Sensor ini bekerja dengan prinsip konduktivitas air. Air yang bersifat konduktor akan menyebabkan arus listrik dapat mengalir di antara probe sensor. Semakin tinggi air, semakin besar bagian konduktor yang terendam, dan semakin besar pula sinyal tegangan yang dihasilkan.
Sinyal ini digunakan untuk menentukan tingkat ketinggian air.

3. Counter

Counter adalah sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan state-state tertentu, yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya. Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu. Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan sebuah o kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu. Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter. Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip- flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1 . Counter secara umum diklasifikasikan atas counter asyncron dan counter syncronous. 

            3.1 Counter Asyncronous

Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dan “0” ke “1”) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan dan masing-masing flip-flop sebelumnya.

3.2 Counter Syncronous

Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flip-flop yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal ini disebabkan karena masing- masing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock



4. Operational Amplifier (Op-Amp)



Operational Amplifier (Op-Amp) merupakan komponen elektronik aktif yang berfungsi sebagai penguat diferensial, yaitu memperkuat selisih tegangan antara dua inputnya — input non-inverting (+) dan inverting (–). Op-Amp banyak digunakan dalam berbagai rangkaian analog seperti penguat sinyal, penyaring (filter), osilator, integrator, dan komparator. Karakteristik utama dari Op-Amp adalah penguatan (gain) yang sangat tinggi, impedansi input yang besar, serta impedansi output yang rendah, sehingga mampu mentransfer sinyal dengan efisien tanpa banyak kehilangan daya.

Salah satu contoh IC yang sering digunakan adalah LM324, yang berisi empat buah Op-Amp dalam satu kemasan (quad op-amp). LM324 dapat bekerja dengan tegangan tunggal (single supply) mulai dari +3V hingga +32V, menjadikannya sangat cocok untuk aplikasi berbasis mikrokontroler atau rangkaian digital yang menggunakan catu daya 5V. Dalam praktiknya, LM324 dapat digunakan dalam berbagai konfigurasi, seperti komparator dan voltage follower (buffer).

Sebagai komparator, Op-Amp membandingkan dua tegangan masukan. Jika tegangan pada input non-inverting (+) lebih besar dari input inverting (–), maka output akan menjadi logika HIGH (mendekati Vcc). Sebaliknya, jika tegangan input non-inverting lebih kecil, maka output akan menjadi logika LOW (mendekati ground). Fungsi ini sering digunakan dalam sistem sensor — misalnya deteksi level air atau suhu — untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital.

Sedangkan dalam konfigurasi voltage follower, output Op-Amp akan mengikuti tegangan input tanpa perubahan besar tegangan (Vout = Vin). Fungsinya adalah untuk menstabilkan sinyal dan memperkuat arus tanpa mengubah tegangan, berkat impedansi input yang tinggi dan impedansi output yang rendah. Dengan demikian, Op-Amp dalam bentuk voltage follower sering digunakan sebagai penghubung (buffer) antara sensor dan rangkaian digital seperti counter (misalnya IC 74192), agar sinyal yang diterima stabil dan tidak terganggu oleh beban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 BAHAN PRESENTASI MATA KULIAH ELEKTRONIKA      Oleh : Husni Mubarok (2310952012) Dosen Pengampu : Dr. Darwison, M.T. DEPARTEMEN TEKNIK ELEKT...